Mak wid, merk dagang sekaligus
nama panggilan sehari hari,
memproduksi keripik usus sejak tahun 2011. Semula ia tak mengerti sama
sekali bagaimana cara pembuatan keripik usus . Satu tahun pertama usahanya,
makwid yang kerap disapa ini belum sempurna benar membuat keripik. Produk
keripik bikinannya masih serupa gorengan biasa dan kemasan biasa, belum seperti
keripik kebanyakan. Meskipun begitu Makwid tetap memasarkan produk buatannya,di
tetangga dan di keliling ke desa desa tetangga di bawa suaminya sambil jualan
keliling sosis.
Berjalannya wakttu makwid dan suami memberanikan menitipkan
keripik usus dan ke warung-warung kecil di sekitar tempat tinggalnya.
Makwid juga membawa produknya di
pertemuan-pertemuan dengan temannya
seperti saat mengantar sekolah anaknya . Makwid baru benar-benar bisa membuat
keripik buatanya menjadi krispi satu tahun kemudian. Pencerahan itu didapat
ketika Winah membawa produk buatanya dalam sebuah pertemuan kelompok swadaya
masyarakat. Di dalam pertemuan tersebut ada pelatihan bagaimana cara
membuat keripik agar menjadi krispi.
Bagi Mak Wid memproduksi keripik usus membutuhkan modal besar
karena bahan baku usus memang tidak murah. Modal awal untuk memproduksi keripik
usus didapatkan Mak wid dari teman teman di pasar tradisional yg sudah percya
terhadapnya untuk bisa di bayar satu bulan sekali. Mak wid berfokus di kripik
usus ini karna pilihannya memproduksi keripik usus karena jarangnya produsen yang mengolah
keripik usus ini.
Ia pertama kali menjual keripik yang dibungkus kemasan plastik
kecil dengan harga 500 rupiah / bungkusnya. Tak lama kemudian bahan baku utama
ternyata mengalami kenaikan harga. Jika tetap dijual dengan harga 500 rupiah,
usaha makWid akan merugi. Maka ia memutuskan untu membuat kemasan agak besar
sedikit dengan harga 1000 dan 1500 , dengan diimbangi isi yang makin banyak dan
pembungkus yang lebih tebal.
Ketika bahan baku naik lagi, keripiknya dijual dengan harga
10.000, dengan diimbangi isi yang lebih banyak dan kemasan yang menggunakan
alumunium foil. Kemasan alumunium foil tersebut juga membuat produk Mak Wid
laku di toko-toko sentra oleh-oleh. Strategi mengemas ulang produk,
menambah kuantitas, dan menaikkan harga jual dilakukan agar usahanya tidak
merugi dan gulung tikar.
Selain dipasarkan di toko oleh-oleh, Mak wid juga memasarkan
produknya lewat distributor dan media sosial. Sebagai pelaku Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) di perjlanan ushanya kurang lebih tujuh tahun ini MakWid
juga berinovasi membuat olahan olahan lain, dan memanfaatkan jaringan pasar
yang ada di UMKM, sekarang merambah di olahan membuat molen kacang ( MOKA ) dan
juga macam macam ABON dan kripik Gethuk,
mungkin di ain kesempatan akan saya perjelas lagi soal inovasi produk olahan makwid
yang lain,
nama MAKWID yang sekaligus di buat merek dagang,berharap menjadi brand di
kalangan msyarakat luas khususnya masyarakat bojonegoro,
menjadi
wirausaha kita jangan dulu mengharap
usaha akan sukses jika belum pernah mencoba. Jangan juga demi keuntungan
berlipat, wirausaha mengurangi bumbu atau kualitas produk. Tetap pertahankan
kualitas produk yang sudah susah payah kita bangun untuk menjadi wirausaha
sejati. Bagi sobat yang ingin belajar tanya tanya atau mau pesen prodak Mak Wid
bisa menghubungi MAKWID dengan nope : 085230220617
EmoticonEmoticon